Pemdes Babakan Jaya, Merealisasikan Banprov Tahun 2024 Untuk Renovasi Kantor Desa

Sukabumi – Pemdes Babakan Jaya kecamatan Parungkuda kabupaten Sukabumi merealisasikan anggaran yang bersumber pada Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat (Banprov) tahun anggaran 2024, salah satu progam dari kucuran dana tersebut dialokasikan guna merenovasi kantor desa, seperti yang saat ini tengah dikerjakan dan bisa dilihat di lokasi, Kamis, 12/12/2024.

Kegiatan tersebut merupakan realisasi dari alokasi anggaran Bantuan Provinsi (Banprov) Jawa Barat Tahun 2024 untuk Renovasi kantor desa dengan volume pekerjaan = 1 Unit dan Besar Biaya senilai = Rp. 76.750.000.’

 

Program renovasi tersebut masuk pada anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes) tahun anggaran 2024 dan menyasar pada penyesuaian kantor desa mulai dari perluasan dan pemindahan tata letak beberapa ruangan yang ada.

Renovasi dilakukan guna lebih memanfaatkan ruang yang ada di kantor desa sehingga bisa lebih maksimal saat dibutuhkan untuk berbagai kegiatan, utamanya dalam hal pelayanan warga secara umum.

Pengerjaan melibatkan beberapa orang pekerja bangunan yang berasal dari warga Desa Babakanjaya ditengah kegiatan perangkat desa yang beraktifitas, meski begitu kegiatan pelayanan di kantor desa tetap beroperasi seperti biasanya.

Pemdes Babakan Jaya berharap renovasi tersebut berlangsung lancar tanpa kendala apapun dan sesuai harapan yang mana membawa peningkatan kualitas pelayanan di Desa Babakan Jaya, terutama dalam hal ketersediaan sarana untuk dinikmati masyarakat Desa Babakan Jaya pada umumnya.

(Widiyano) *

Bencana hidrometeorologi di Sukabumi meluas, mencapai 30 kecamatan

Bencana hidrometeorologi di Sukabumi meluas, mencapai 30 kecamatan
Proses pencarian korban tertimbun longsor di Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada Kamis, (5/12/2024). ANTARA/ (Aditia A Rohman)

Sukabumi – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman mengatakan kasus kejadian bencana di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada 4 Desember 2024 semakin meluas, yang awalnya hanya tersebar di 22 kecamatan saat ini sudah ada 30 kecamatan yang terdampak.

“Dari hasil evaluasi petugas penanggulangan gabungan, bencana hidrometeorologi didominasi oleh tanah longsor. Namun dampak terparah ditimbulkan dari bencana banjir,” katanya di Sukabumi, Kamis.

Adapun data terbaru kasus kejadian bencana hidrometeorologi untuk bencana tanah longsor terjadi di 63 titik, banjir 30 titik, angin kencang 15 titik, dan pergerakan tanah di 16 titik.

Kemudian untuk jumlah korban terdampak bencana sebanyak 167 Kepala Keluarga (KK) dengan 437 jiwa dan yang mengungsi 92 KK atau 238 jiwa. Selanjutnya untuk jumlah warga yang terancam bencana sebanyak 140 KK dengan 230 jiwa. Korban meninggal dunia satu orang dan masih dalam pencarian dua orang.

Menurut Ade, mayoritas kejadian bencana tersebut terjadi di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi, sementara untuk di utara intensitasnya terbilang kecil. Pada Kamis ini, Penjabat (Pj) Gubernur Jabar, Danrem 061 Suryakencana, dan sejumlah pejabat lainnya sedang meninjau sejumlah lokasi bencana.

“Untuk warga yang mengungsi mayoritas penyintas bencana pergerakan tanah di Kecamatan Cikembar. Bantuan darurat secara bertahap sudah disalurkan kepada para korban terdampak bencana,” ucapnya.

Di sisi lain, Ade mengimbau kepada warga untuk selalu waspada karena wilayah Kabupaten Sukabumi masuk zona merah cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan, yang ditandakan dengan turun hujan deras disertai angin kencang dengan durasi yang lama atau bisa sampai seharian.

Karena itu masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana seperti pesisir pantai, bantaran sungai, maupun perbukitan, untuk meningkatkan kewaspadaan demi menekan kerugian maupun jatuhnya korban.

sumber :Antaranews.com
Translate »